Belum Bayar Gaji Karyawan, Ini Sejarah Berdirinya Kimia Farma

Berita, Teknologi86 Dilihat

Jakarta, CNBC Indonesia – BUMN farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dikabarkan belum membayar gaji para karyawannya.

Hal ini terlihat di kolom komentar unggahan Instagram resmi perusahaan yang dibanjiri keluhan banyak akun yang mengaku belum mendapatkan jasa produksi (jasprod), insentif, bonus tahunan, dan lain sebagainya. Mirisnya, komentar itu berada di unggahan yang menginformasikan kesuksesan KAEF mempertahankan kinerja positif dengan meraup pendapatan Rp 4,95 T pada semester I-2023.

Kini, seluruh komentar keluhan tidak dapat dilihat lagi usai Instagram resmi KAEF mematikan kolom komentar. CNBC Indonesia telah menghubungi Corporate Secretary Kimia Farma, Ganti Winarno Putro, untuk konfirmasi. Namun, belum ada respon sampai berita ini ditulis (16/8). Jika benar terjadi, maka ini mencederai nama baik KAEF yang sudah berdiri jauh sebelum Indonesia ada. 

Sebagai perusahaan farmasi, Kimia Farma bukanlah perusahaan kemarin sore. Dalam laman resminya, KAEF adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang sudah berdiri sejak tahun 1817 dengan nama NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Meski mengklaim sudah ada dari 1817, CNBC Indonesia sulit untuk melakukan pelacakan dokumen pembentukan perusahaan.

Dalam penelusuran CNBC Indonesia di situs delpher.nl, jejak awal Kimia Farma justru terdeteksi di tahun 1866. Ketika itu koran Java Bode edisi 12 Januari 1866 memberitakan soal pendirian apotek di Batavia bernama Rijswijks-apotheek yang didirikan oleh dua apoteker, yakni August Friedrick Albrecht Rathkamp dan Nicolaas Johannes Raland. Apotek itu berada di bawah perusahaan Rathkamp & Co., Belakangan, apotek itu lebih dikenal dengan nama Rathkamp apotheek.

Sejak berdiri, apotek Rathkamp menjadi penyedia obat-obatan modern barat untuk penduduk Batavia kelas atas. Beberapa iklan dari Rathkamp juga terlihat di beberapa koran sepanjang hingga akhir abad ke-19. 

Ambil contoh iklan Rathkamp di Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië edisi 13 Mei 1907. Ketika itu Rathkamp mempromosikan obat-obatan dan sudah memiliki cabang di luar Batavia, tepatnya di Medan, Surabaya, Bandung, dan Makasar. Bahkan, pada 1922 induk perusahaan Rathkamp akan membuka apotek baru di Semarang.

Baca Juga  Korban Kecelakaan Sungai Rombongan Gubernur Kaltara Ditemukan Tewas

Dengan melihat pada banyaknya cabang, mengindikasikan bahwa apotek itu termasuk yang cukup besar di masa kolonial. Apalagi, seluruh apotek berada di kota-kota penting Hindia Belanda. Sebab, tidak mudah untuk mendirikan perusahaan di masa kolonialisme Belanda. Hanya orang-orang bermodal saja yang mampu.

Singkat cerita, perjalanan apotek itu terus berlanjut hingga ke era setelah kemerdekaan. Pada tahun 1958, perusahaan farmasi Rathkamp & Co., diambilalih pemerintah Indonesia imbas kebijakan nasionalisasi perusahaan Belanda. Sejak itu, nama perusahaan berubah menjadi Perusahaan Negara Farmasi Bhinneka Kimia Farma. Dan pada 16 Agustus 1971, Bhinneka Kimia Farma berubah menjadi PT Kimia Farma yang masih eksis hingga saat ini. 

Masih mengutip laman resminya, sejak awal berdiri perusahaan selalu bersama dalam proses pengembangan dan pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. 

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Laba Kimia Farma di Kuartal I-2023 Meroket 876,9%, Kok Bisa?

(mfa/mfa)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *