Jakarta, CNBC Indonesia- Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri mengkritik kebijakan hilirisasi tambang Presiden Jokowi karena lebih menguntungkan industrialisasi China.
Faisal mengatakan 90% hasil hilirisasi tambang utamanya nikel lari ke China. Dimana data keuntungan hilirisasi hingga Rp 510 Triliun dilakukan perusahaan China dan hasilnya tidak dibawa pulang ke Indonesia.
Faisal juga mengungkapkan ekspor hasil hilirisasi nikel tidak dikenakan pajak ekspor seperti produk sawit yang dikenai pajak 30%. Meski ada pungutan ekspor namun angkanya kecil sekitar 2-5% saja.
Seperti apa kritik ekonom terhadap hilirisasi nikel RI?Selengkapnya saksikan dialog Safrina Nasution dengan Ekonom Senior INDEF, Faisal Basri dalam Closing Bell,CNBCIndonesia (Senin, 14/08/2023)
Quoted From Many Source