Saham Bank Raksasa Loyo, Gegara Dividen Mau Diatur OJK?

Berita, Teknologi91 Dilihat

Jakarta, CNBC Indonesia – saham perbankan raksasa terpantau kompak melemah pada perdagangan sesi I Selasa (15/8/2023), di tengah sikap investor yang cenderung wait and see.

Keempat saham bank raksasa diperdagangkan di zona merah pada sesi I hari ini. Berikut pergerakan empat bank raksasa (big four)pada perdagangan sesi I hari ini.








Emiten Kode Saham Harga Terakhir Perubahan Harga
Bank Mandiri (Persero) BMRI 5.850 -1,68%
Bank Rakyat Indonesia (Persero) BBRI 5.600 -0,88%
Bank Negara Indonesia (Persero) BBNI 9.150 -0,54%
Bank Central Asia BBCA 9.325 -0,27%

Sumber: RTI

Per pukul 11:41 WIB, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi saham bank raksasa yang koreksinya paling besar, yakni ambrol 1,68% ke posisi Rp 5.850/unit.

Sedangkan, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang kemarin menjadi satu-satunya saham bank raksasa yang mampu menguat karena ditopang oleh rencana pemecahan saham atau stock split, pada sesi I hari ini ikut terkoreksi yakni melemah 0,54% menjadi Rp 9.150/unit.

Koreksi tiga saham bank raksasa pada pagi hari ini sepertinya karena masih terkait dari sentimen dari dividen bank yang akan diatur rasio pembayarannya.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengatur kewajiban bank untuk memiliki kebijakan pembayaran dividen. Ini lantaran OJK menilai rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR) yang diberikan oleh emiten perbankan terlalu besar.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan tidak secara spesifik mengatur persentase besaran dividend payout ratio yang dapat diberikan oleh bank kepada pemegang sahamnya.

“Namun, OJK akan mengatur mengenai kewajiban bank untuk memiliki kebijakan dalam pembagian dividen dan mengomunikasikannya kepada pemegang saham,” kata Dian, Rabu (9/8/2023) lalu.

Kebijakan dividen bank akan memuat antara lain mempertimbangkan aspek internal dan eksternal dalam menetapkan besaran pembagian dividen, yang juga secara proporsional mempertimbangkan kepentingan bank dan kepentingan para pemegang saham (investor), termasuk memuat mekanisme persetujuan dan kewenangan yang diperlukan.

Dengan akan diaturnya dividend payout ratio emiten perbankan, maka investor khawatir nantinya dividen yang akan didapatkan akan lebih mengecil, sehingga potensi mendapatkan keuntungan cenderung berkurang.

Di lain sisi, investor cenderung wait and see menanti risalah Federal Open Market Comittee (FOMC) bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Rabu mendatang atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pelaku pasar melihat peluang hampir 89% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tidak berubah bulan pada depan, menurut alat Fedwatch CME Group.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


13 Saham Bank Raksasa RI Bergairah, Ada Yang Melesat 2% Lebih

(chd/chd)


Quoted From Many Source

Baca Juga  BUMN Ramai-Ramai Selamatkan Waskita Karya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *