Paling sedikit Ada 5 barang unik dari pakaian adat suku Dayak yang tersebar di wilayah Kalimantan.
Pakaian suku Dayak terkenal mempunyai banyak keunikan. Pakaian adat kembali digalakkan berkat praktik pemakaian pakaian adat di kalangan pejabat pemerintah pada hari-hari besar tertentu.
Banyak pejabat seperti Puan Maharani dan Sri Mulyani yang mengenakan pakaian adat Dayak. Ketua DPR Puan Maharani menghadiri Rapat Tahunan MPR dengan mengenakan pakaian adat Dayak, Kalimantan Barat pada Agustus 2023.
Saat itu, Puan memilih baju adat Dayak berdesain Ruit Besai berwarna merah marun. Kain tersebut didatangkan langsung dari Kalimantan Barat, tepatnya dari Desa Umin Jaya, Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang.
Pakaian adat sebenarnya merupakan representasi bahan tradisional. Pakaian adat mempunyai nilai penting sebagai simbol keberhasilan sosial pada suatu peradaban tertentu.
(Foto: IG/@puanmaharaniri)
Dengan mengenakan pakaian adat, masyarakat dapat membaca kembali dan menyerap nilai-nilai positif yang ada dalam budaya tersebut.
Pakaian adat suku Dayak mempunyai keunikan tersendiri mulai dari ciri khas, nama, hingga sejarahnya. Nah, ini dia Portal MNC rangkuman 5 Hal Unik Pakaian Adat Suku Dayak Kalimantan;
1. Terbuat dari sawi
Dahulu suku Dayak hanya mengenal dua pakaian yaitu baju bapak raja untuk laki-laki dan bibinge raja untuk perempuan. Nama tersebut sesuai dengan bahasa Dayak, raja yang berarti pakaian.
Kain ini sangat unik karena terbuat dari kulit pohon. Kemudian kulitnya diolah sedemikian rupa sehingga menjadi lembut dan tampak seperti kain. Minyak yang telah mengalami proses ini disebut kapuo atau ampuro.
Namun sebagian besar pakaian adat yang digunakan adalah buatan sendiri. Seringkali anggota suku Dayak akan membuatnya sendiri atau oleh anggota keluarga yang ahli dalam membuat pakaian.
Ada banyak kostum Dayak yang terbuat dari kain, seperti Bulang Manik dan Raja Manik, Bulang Buri’ dan Raja Buri’, Raja Tatak, Raja Kabo’, Raja Tompang, Indulu Manik, dan Bulang Kuurung.
(Foto: IG/@giofani_e)
3. Arti pilihan warna
Pakaian adat Dayak mempunyai banyak kombinasi warna. Tak hanya itu, pakaian mereka juga dihiasi banyak corak dekoratif yang memiliki makna mendalam.
Warna yang sering digunakan antara lain warna merah yang bermakna persatuan dalam keberanian membela kebenaran. Putih melambangkan kesucian dan kesucian, sedangkan kuning melambangkan keagungan, kemuliaan, kehormatan, dan martabat. Warna hitam berarti pertumbuhan dan merupakan simbol duka. Sebab, hijau identik dengan kesuburan dan kemakmuran.
Dari segi ragam hias juga mempunyai arti yang berbeda-beda pada setiap bentuknya. Sebagaimana wujud manusia atau mantuary atau kehidupan manusia di dunia, maka wujud binatang, wujud tumbuhan, serta bintang, bulan, dan matahari yang menunjukkan kehidupan lampau.
4. Berbagai aksesoris
Pakaian dayak juga dilengkapi dengan perhiasan atau aksesoris yang unik. Beberapa perhiasan khusus untuk wanita, pria, atau keduanya.
Diantaranya adalah simbolong (sanggul), mahkota biru tantawan dan mahkota biru arue (hiasan kepala), poosang (hiasan telinga), kalong atau manik pirak (kalung), kalong manik kalabe (kalung khusus remaja putri), kalong manik lawang (bisa dipakai laki-laki atau perempuan), tangkalai’ atau sumpae (perhiasan lengan), juga diisi dengan amas atau gigi emas.
(Foto: Pegipegi)
5. Baju Melayu Sambas
Pakaian adat di Kalimantan Barat juga mempunyai kemiripan dengan pakaian adat suku melayu yang ada di nusantara. Pakaian warga Sambas selalu berlengan panjang dengan busana khas Kalimantan Barat.
Pria memakai kopiah hitam. Sedangkan untuk wanita, gaunnya panjang dengan bagian bawah berbahan tenun. Tidak hanya kaya akan ilmu pengetahuan, pakaian dan perhiasannya juga indah dan indah.
Konten di bawah ini disajikan oleh Pengiklan. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam konten ini.