Mengejutkan Plastik Beras Sebabkan Keracunan, Ini 4 Fakta : Okezone Economy

Uncategorized33 Dilihat

JAKARTA – Sederhananya dalam beberapa hari terakhir beras Bahan sintetis yang diduga berbahan plastik telah menimbulkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran di masyarakat Indonesia.

Badan Pangan Nasional (NFA) menanggapi pemberitaan mengenai dugaan beras berbahan plastik atau beras sintetis dimakan masyarakat di Sumbar.

Wakil Presiden Keanekaragaman dan Ketahanan Pangan NFA, Andriko Noto Susanto mengatakan, diperlukan penelitian melalui uji laboratorium.

Bahkan, dari beras sintetis tersebut, diketahui ada satu warga yang mengaku sakit setelah memakannya.

“Kita harus lihat apakah ada bahan lain yang kita makan selain nasi, dan apakah semua yang memakannya juga mengalami gejala yang sama. Jadi kasus ini tidak bisa disimpulkan, karena kalau yang ada sebenarnya nasi itu kita anggap sintetis. , tentu saja, lebih banyak orang yang akan terkena dampaknya.” , sehingga kita menghadapi masalah keracunan,” ujarnya.

Dalam upaya memberikan pemahaman jernih, Okezone mengumpulkan fakta dari berbagai pernyataan dan tanggapan pihak terkait, Minggu (15/10/2023):

1. Berita Hoaks

Perdana Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi menekankan pentingnya menjaga pasokan beras dan stabilitas harga melalui Unit Pangan Murah (GPM), bantuan pangan beras, dan layanan pasar Bulog.

Terkait persoalan beras sintetis, Arief juga menegaskan upaya menjaga ketentraman masyarakat sangat penting. Ia menegaskan, dalam situasi seperti ini, pemerintah perlu menyikapi berita hoax dengan serius.

“Nah kalau ada beras sintetis, industri pangan harus mengusut dan kalau memang bersalah perlu diatur undang-undang, agar masyarakat tenang dan tahu masalah ini,” kata Arief.

2. Bapanas Menjamin Keamanan Pangan

Andriko Noto Susanto dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau Badan Pangan Nasional (NFA) menjelaskan, kelompoknya penting untuk ketahanan pangan. Terkait persoalan beras sintetis, ia menekankan perlunya uji laboratorium untuk memastikan apakah beras yang diduga mengandung plastik benar-benar menimbulkan risiko kesehatan masyarakat.

Baca Juga  Manfaat Inovasi Wolbachia, Mampu Pangkas Biaya Penanganan DBD hingga Rp 9 Miliar: Okezone Health

Andriko juga memberikan wawasan mengenai pemantauan keamanan pangan yang dilakukan NFA. Menurut dia, proses jaminan keamanan pangan dilakukan melalui pendaftaran izin edar dan sertifikasi pelaksanaan penanganan yang baik.

Ikuti Berita Okezone di berita Google


3. Kasus di Bekasi

Kasus ditemukannya beras plastik di Bekasi, seperti dilansir Dewi Septiani, seorang ibu rumah tangga, saat ini masih menunggu tanggapan resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Meski temuannya sudah dilaporkan Dewi ke BPOM, hingga saat ini belum ada tanggapan resmi terkait hal tersebut.

4. Alternatif pengganti nasi buatan dari umbi-umbian

Direktur Kajian Pertanian Universitas Padjadjaran Ronnie Natwidjaya menawarkan alternatif menarik untuk mengatasi persoalan beras sintetis. Ia berbicara tentang menanam padi dari umbi-umbian sebagai salah satu pilihan pengganti beras asli dengan harga yang lebih terjangkau.

Sebab, dengan pilihan tersebut, masyarakat miskin bisa mendapatkan beras yang lebih terjangkau, dan juga menjaga harga beras asli untuk mendukung kesejahteraan petani.

Secara keseluruhan, persoalan beras sintetis yang menjadi perhatian masyarakat perlu disikapi secara cerdas oleh semua pihak.

Keamanan pangan merupakan hak dasar masyarakat, dan kerja sama antara pemerintah, badan pengawas, dan lembaga terkait diperlukan untuk memastikan bahwa makanan yang kita konsumsi aman dan berkualitas baik.

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *