Pengendara Sepeda Motor Tewas dalam Dugaan Penyerangan di Makassar, Polisi Periksa 8 Saksi: Laporan Okezone

Uncategorized33 Dilihat

MAKASSAR – Polsek Bontoala Kota Makassar, Sulawesi Selatan terus menyelidiki kematian Muhammad Refan (16) yang diduga dipukuli usai kecelakaan pada 4 Agustus 2023.

Kapolsek Bontoala Kompol Muhammad Idris mengatakan pihaknya saat ini sudah memeriksa banyak saksi terkait tuduhan dan pertanyaan keluarga korban yang meminta penyidikan atas kematian Refan yang diduga dipukuli sebelum meninggal.




“Saksi sudah banyak yang diperiksa, ada sekitar 8 orang saksi, namun belum ada satupun yang menunjuk pelakunya. “Kami tidak melihat 2 alat bukti yang tidak bisa kami ajukan,” ujarnya.

Ia pun meminta dukungan keluarga korban dan warga agar segera menemukan titik terang dan menyelesaikan kasus ini. “Kami berharap kasus ini bisa segera diselesaikan asalkan ada bukti-buktinya, mudah-mudahan bisa segera dibawa ke persidangan,” ujarnya.

Sebelumnya, puluhan warga mendatangi Polsek Bontoala, Senin malam, 9 Oktober 2023. Mereka menuntut keadilan atas meninggalnya Muhammad Refan yang diduga meninggal bukan karena kecelakaan melainkan karena dipukul.

Kapolsek Bontoala mengatakan kepada wartawan di kantornya, “Mereka datang untuk menanyakan kecelakaan pada 4 Agustus yang mengakibatkan kematian tersebut. Kami menduga ada sebab lain dalam kecelakaan tersebut sehingga mereka memeriksanya,” kata Kapolsek Bontoala kepada wartawan di kantornya, Senin malam, 9 Oktober 2023.

Ikuti Berita Okezone di berita Google


Sementara itu, ibu dari adiknya, Irayanti, mengatakan, kelompoknya meminta keadilan atas kematian putranya, karena dia adalah orang asing dan diduga mengalami penganiayaan. Ia pun berharap polisi segera bertindak untuk mengungkap dan menangkap pelaku.

“Kami menuntut keadilan, kami berharap kasus ini selesai dan polisi segera menangkap pelakunya. “Karena kami yakin anak-anak kami dipukuli,” ujarnya.

Baca Juga  Simak, Prospek Karir Lulusan Politeknik STIS : Okezone Edukasi

Diketahui, ibu korban merupakan pedagang beras keliling di Pelabuhan Makassar. Namun, sejak kematian putranya, Irayanti tak lagi berjualan beras karena fokus mencari keadilan bagi putra keduanya yang menurutnya meninggal secara sembarangan.

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *